Selasa, 17 Mei 2016

PENTINGNYA BUILDING RELATIONSHIPS DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh : SRI SUDARYANTI

By : Sri Sudaryanti  1 SMK PGRI 2 CIMAHI 
PENTINGNYA BUILDING RELATIONSHIPS DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh   :  SRI SUDARYANTI  
Abstrak Dalam proses pembelajaran di kelas tidak dapat dihindari adanya interaksi antara siswa sebagai peserta didik dengan guru sebagai pendidik.  Agar muncul proses pembelajaran yang nyaman, maka interaksi guru dan siswa tersebut perlu dijembatani  secara emosional dengan cara membangun hubungan (building relationships).  Hubungan emasional yang dimaksud adalah bagaimana caranya agar hubungan tersebut dapat menyentuh hati siswa,  sehingga menimbulkan kesan positif   bagi mereka. Apabila sudah terjalin hubungan emosional yang harmonis, maka tidak menutup kemunginan dapat dengan mudah  menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Kata kunci   :  Building Relationships, Motivasi Belajar  
Pendahuluan Ibu Wardah sangat disenangi oleh semua anak didiknya dan mendapat julukan “Guru Favorit”.      Mengapa  ?   Karena Beliau sangat ramah tapi berwibawa sehingga sangat disegani.  Beliau selalu say hello kepada semua siswa (tidak membeda-bedakan siswa). Beliau jarang sekali memberikan hukuman bila dihadapkan  pada siswa yang melanggar aturan.  Kalau Beliau anggap kesalahannya masih masuk kategori ringan,  Beliau mempunyai cara yang sangat luwes dalam menghadapi siswa yang bermasalah tersebut. Sebaliknya dengan Bapak Kaslan.  Beliau mendapat julukan “Guru Killer”. Mengapa ?  Karena Beliau seperti tidak dapat tersenyum apalagi tertawa. Setiap masuk kelas, Beliau sudah siap dengan mimik  muka yang membuat para siswa tegang. Beliau mudah sekali terpancing emosi kemarahannya bila dihadapkan kepada ulah para siswa yang sangat kompleks.   Yang paling parah apabila ada satu atau dua orang siswa yang membuat jengkel Beliau, maka dampaknya semua siswa kena sasaran marah. Saat berhadapan dengan para siswa, Beliau seperti sedang berhadapan dengan musuh saja.   Dengan kata lain Pak Kaslan sangat temperamental dan kurang familier dengan para siswa.
By : Sri Sudaryanti  2 SMK PGRI 2 CIMAHI 
Dari 2 (dua) ilustrasi di atas yang merupakan permasalahan yang sering terjadi di lapangan, maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut  : 1. Pentingkah Building Relationships antara Guru dengan Siswa   ? 2. Apakah ada pengaruh langsung antara hubungan yang harmonis dengan motivasi belajar siswa  ?   
Building Relationships  Building Relationships (Membangun Hubungan) maksudnya adalah  bagaimana cara kita menciptakan seni membina hubungan personal antara satu pihak dengan pihak lain.  Hubungan dimaksud dapat antara orang tua dengan anak, guru dengan siswa,  siswa dengan siswa, majikan dengan pekerja, pekerja dengan pekerja dan hubungan inter personal (antar personal) lainnya   yang mungkin muncul dalam konteks  interaksi sosial.   Berbicara tentang membangun hubungan berarti kaitannya dengan bagaimana caranya membangun komunikasi.  Komunikasi artinya proses penyampaian informasi baik berupa pesan, ide/gagasan, nasihat dll. dari pihak komunikator kepada pihak komunikan.  Apabila proses komunikasi berjalan luwes dan lancar akan berdampak positif bagi pembinaan hubungan.  Agar proses komunikasi berdampak positif, maka perlu diperhatikan seni berkomunikasi di antaranya  : 1. Pemilihan Kata Apabila kita salah memilih kata-kata untuk menyampaikan informasi, akan berakibat adanya miscommunication sehingga berakibat penerima informasi menjadi enggan untuk membangun hubungan dengan kita. 2. Intonasi Suara Pergunakan intonasi yang tepat untuk kondisi yang tepat.  Walaupun kata-kata yang kita pergunakan sudah bagus tapi kalau diucapkan dengan intonasi yang tidak tepat, maka kata-kata tersebut akhirnya memunculkan makna yang berbeda. 3. Body Language Agar proses komunikasi menjadi lebih menarik dan lebih mudah difahami oleh komunikan, maka pertegaslah dengan body language yang tepat.
By : Sri Sudaryanti  3 SMK PGRI 2 CIMAHI 
 Selanjutnya seni berkomunikasi yang sudah kita kuasai,perlu juga dikaitkan dengan etika membangun hubungan.   Menurut Steven Agustinus dalam artikelnya “Seni Membangun Hubungan” dijelaskan bahwa ada beberapa etika dalam membangun hubungan  : 1. Pastikan kita mengenali dengan siapa kita berhubungan Dalam berinteraksi kita harus faham dulu dengan siapa kita berkomunikasi, dengan orang yang berpendidikkankah atau dengan orang yang awan?   Karena dengan sendirinya pemilihan kata dan intonasi harus kita selaraskan dengan orang yang kita ajak berkomunikasi, sehingga peluang untuk membangun hubungan menjadi meningkat. 2. Pergunakan pendekatan yang tepat Saat berkomunikasi kita perlu mengenali terlebih dahulu sifat dan watak/karakter dari orang yang kita ajak berkomunikasi.   Kadangkala ada orang yang walaupun baru pertama kali berhubungan sudah dapat berkomunikasi secara akrab dan kadangkala ada juga walaupun sudah beberapa kali berhubungan komunikasi masih berjalan kaku. 3. Pengajuan pertanyaan, saran, pendapat dll. sesuaikan dengan kualitas hubungan yang sudah terbangun saat itu. Pertanyaan yang bersifat pribadi yang diajukan kepada orang yang belum begitu dekat dengan kita, kadang membuat orang yang bersangkutan menarik diri berarti kita gagal membangun hubungan. 4. Bersifat empati saat berinteraksi Dalam berkomunikasi jangan hanya melihat dari sudut pandang kita saja, tetapi sekali-kali lihatlah pula berdasarkan sudut pandang orang yang sedang berkomunikasi dengan kita.  Hal ini sangat membuka peluang untuk dapat membangun hubungan.  
Motivasi  Di bawah ini penulis informasikan beberapa pengertian motivasi dari beberapa sumber yang dikutip oleh : 1. Arif Achmad dalam artikelnya “Membangun Motivasi Belajar Siswa”    : a. Michel J. Jucius
By : Sri Sudaryanti  4 SMK PGRI 2 CIMAHI 
“Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.” b. Dadi Permadi “Motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negative.” c. Nasution “Motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang  itu mau atau ingin melakukannya.” 2. Moekijat  dalam bukunya  “Dasar-Dasar Motivasi”    : a. George R. Terry “Motivasi adalah keinginan di dalam seorang individu yang mendorong ia untuk bertindak.” b. Harold Koontz, et.al. “Motivasi menunjukkan dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan.” c. Panitia Istilah Manajemen LPPM “Motivasi adalah proses atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.” d. Drs. Komarudin  “Motivasi adalah kondisi yang memulai tingkah laku atau kegiatan.” Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi adalah semua rangsangan baik dari dalam diri pribadi maupun dari luar diri pribadi (lingkungan sekitar) yang dapat memberikan energy atau dorongan seseorang melakukan sesuatu akivitas, baik yang positif maupun yang negative.  Motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu  : 1. Motivasi Intrinsik Adalah motivasi untuk melakukan sesuatu didasarkan atas dorongan dari dalam diri pribadi sendiri   (dilakukan secara sadar) 2. Motivasi Ekstrinsik Adalah motivasi untuk melakukan sesuatu didasarkan adanya dorongan dari luar diri pribadi  (adanya pengaruh kuat dari lingkungan untuk melakukan sesuatu).   
By : Sri Sudaryanti  5 SMK PGRI 2 CIMAHI 
Motivasi Belajar  Motivasi seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu, dapat kita arahkan pada motivasi untuk belajar.   Motivasi belajar dapat diartikan sebagai     :   1. Suatu keadaan atau kondisi yang memiliki energy untuk merangsang, mendorong, sampai menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar atau melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan. 2. Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah kegiatan belajar.  Sama dengan makna motivasi pada umumnya, motivasi belajar pun dapat muncul dari diri pribadi sendiri (intrinsic) dan dapat juga berasal dari pengaruh rangsangan dari luar diri pribadi (ekstrinsik).  Kedua motivasi tersebut (intrinsic dan eksrinsik) harus merupakan satu kesatuan yang dapat memberikan kekuatan menggerakkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.  Siswa yang sudah memiliki motivasi intrinsic untuk belajar akan semakin bersemangat bila mendapat motivasi ekstrinsik yang tepat, sebaliknya siswa yang sudah memiliki motivasi instrinsik tapi motivasi ekstrinsiknya tidak mendukung justru akan menurunkan motivasi belajarnya. Siswa yang awalnya tidak memiliki kesadaran untuk belajar (tidak memiliki motivasi intrinsic)  apabila diberikan motivasi ekstrinsik yang tepat lama kelamaan motivasi untuk belajarnya akan muncul juga.   Macam-macam motivasi yang dapat menggerakkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, di antaranya dengan cara  : 1. Selalu memberikan semangat untuk belajar kepada para siswanya  2. Berilah mereka pujian yang tulus saat mereka dapat menyelesaikan soal dengan baik.  Pujian dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa 3. Berilah hadiah berupa barang atas prestasi tertentu yang dicapai siswa. Pemberian hadiah berupa barang dapat mendorong semangat siswa untuk tetap mempertahankan prestasi yang diraihnya. 4. Memberikan janji berupa hadiah, apabila siswa dapat meraih suatu prestasi 5. Memberikan pekerjaan rumah atau tugas-tugas yang dapat merangsang siswa untuk belajar Adapun fungsi motivasi belajar menurut Tabrani Rusyan diperkuat oleh E. Fachrudin Kusuma  adalah  :
By : Sri Sudaryanti  6 SMK PGRI 2 CIMAHI 
1. Mendorong manusia untuk berbuat , jadi sebagai motor penggerak yang melepaskan energy 2. Menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai 3. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu   
Penerapan Building Relationship dalam Pembelajaran  Dalam proses pembelajaran, tidak mungkin terlepas adanya interaksi yang dominan antara guru dengan siswa.  Guru dituntut untuk terampil membangun hubungan dengan siswa melalui proses komunikasi dua arah yang harmonis.   Guru memiliki peranan yang sangat berat dan penting dalam membantu mewujudkan  tujuan pendidikan nasional yaitu  “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”  Seorang guru baru berhak mendapatkan sertifikat pendidik, apabila Beliau selain memiliki Hardskill yang selalu up to date dengan tuntutan perkembangan jaman baik kompetensi pedagogic maupun kompetensi profesionalnya,  juga dituntut untuk memiliki Sofskill yang handal baik dalam kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosialnya.  Salah satu softskill yang dituntut  dari seorang guru saat ini adalah memiliki keterampilan building relationships (mambangun hubungan) dengan para siswa sebagai peserta didiknya.  Sekarang sudah bukan jamannya lagi, seorang guru bertindak otoriter kepada para peserta didiknya.  Suasana pembelajaran harus dapat dilaksanakan secara demokratis, tapi tetap memperhatikan rambu-rambu etika hubungan antara guru dan siswa.  Secara emosional, mereka yang berada dalam ancaman dan tekanan negative, biasanya kemampuan berpikir rasionalnya menjadi menurun.  Pengalaman-pengalaman perlakuan guru yang meremehkan kemampuan dan kecerdasan mereka akan terus tersimpan dalam memori mereka dan mereka biasanya akan kesulitan untuk memulihkan kembali rasa percaya dirinya sehingga mereka semakin kesulitan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. 
By : Sri Sudaryanti  7 SMK PGRI 2 CIMAHI 
Sebaliknya, mereka yang mendapat perlakuan-perlakuan yang membanggakan dan menyentuh hati dan emosinya misalnya berupa pujian yang tulus, perhatian dan  pengakuan atas kemampuan yang mereka miliki, dll. inipun akan membekas dan tersimpan dalam memori mereka sehingga merupakan pemicu bagi mereka untuk terus berjuang mengukir prestasi.    Maka dari itu, para siswa perlu dituntun agar terlibat secara emosional memasuki suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bebas dari segala bentuk ancaman yang dapat merusak suasana belajar mereka.   Untuk menciptakan suasana yang demikian selama proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu membangun hubungan dengan cara  : 1. Menciptakan rasa simpati dan saling pengertian di antara guru dan siswa  2. Menciptakan suasana kegembiraan selama proses pembelajaran sehingga siswa terbebas dari tekanan-tekanan yang menegangkan 3. Memberikan sugesti positif terhadap kemampuan siswa untuk mengikuti kompetensi yang sedang dipelajari, sehingga akan muncul rasa percaya diri untuk menjalaninya. 4. Memberikan perhatian  secara tulus dan penuh kasih sayang sehingga  memberikan kesan yang mendalam bagi siswa. Perlakuan seperti ini secara sadar atau tidak, akan dijadikan contoh oleh siswa dalam bersikap. 5. Menghindari mempermalukan siswa di depan orang banyak, termasuk kepada siswa yang kita cap nakal dan malas sekalipun. Bila kita sebagai guru dihadapkan kepada siswa yang demikian, hadapilah dengan sikap yang bijak. Ajak dia ngobrol dari hati ke hati, dengarkan keluhannya, apa sebetulnya yang dia inginkan. Berilah nasihat yang dapat menyentuh hatinya. Hindari memberikan hukuman fisik yang justru akan menyakiti perasaannya.  
Di bawah ini disarankan beberapa tindakan untuk membangun hubungan antara guru dan siswa  : 1. Perlakukan  mereka sebagai manusia sederajat 2. Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka dan perasaan mereka mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka 3. Bayangkan apa yang mereka katakan kepada diri sendiri, mengenai diri sendiri 4. Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar- benar mereka inginkan.  Jika tidak tahu, tanyakanlah !
By : Sri Sudaryanti  8 SMK PGRI 2 CIMAHI 
5. Berbicaralah dengan jujur dengan mereka, dengan cara yang membuat mereka mendengarnya dengan jelas dan halus 6. Bersenang-senanglah dengan mereka (Dikutip dari  : Quantum Teaching, Bobby De Porter) 
 Perlakuan lain yang dapat diterapkan dalam membangun hubungan dengan siswa adalah  : 1. Tetap tersenyum pada siapapun 2. Tidak ada siswa yang spesial sebagai siswa cerdas atau tidak, semuanya mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar. 3. Bersikap adil pada semua siswa. 4. Berbicaralah secara halus tanpa intonasi yang dikeraskan seakan-akan siswa tidak dapat mendengar perkataan Anda. 5. Bersikap ramah pada setiap siswa 6. Berusahalah mengenal tentang sifat dan perilaku mereka. 7. Sapalah siswa dengan menyebut namanya 8. Berilah waktu dan kesempatan untuk mereka berbicara tentang keinginan dan pikiran mereka. 9. Gunakan waktu senggang untuk mengobrol dengan mereka 10. Bersenang-senanglah dengan mereka 11. Dengarkanlah dengan empati setiap keluhan yang menghambat keinginan- keinginan mereka, doronglah mereka dengan semangat. 12. Jangan menertawakan siswa yang melakukan kesalahan di kelas, berilah semangat dan pujian atas keberaniannya yang telah berusaha menjawab atau berbicara di depan kelas.  
Pengaruh Building Relationship Terhadap Motivasi Belajar Building Relationships merupakan salah satu upaya guru untuk membuka jalur komunikasi dengan para siswa sebagai peserta didiknya. Berbagai upaya dapat dilakukan guru untuk memulai komunikasi dengan para siswa.  Apabila proses komunikasi sudah berjalan dengan lancar, luwes, dan harmonis, maka  : 1. Guru maupun siswa merasa mempunyai ikatan batin secara emosional
By : Sri Sudaryanti  9 SMK PGRI 2 CIMAHI 
2. Dengan terjalinnya hubungan emosional, siswa merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya. 3. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru maupun para siswanya 4. Siswa merasa nyaman untuk mengeluarkan pendapat secara terbuka dan jujur karena mereka merasa gurunya berempati kepadanya 5. Hilangnya perasaan tertekan selama proses pembelajaran, sangat mendukung kesiapan siswa untuk memasuki suasana belajar  6. Suasana hati yang nyaman, santai, dan menggembirakan memudahkan dan mempercepat siswa untuk menyerap materi pembelajaran 7. Memudahkan guru untuk merangsang, mendorong, dan menggerakkan siswa untuk merespon apa yang diinginkan oleh guru 8. Siswa dengan kesadarannya sendiri, mau mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh gurunya. Selanjutnya apabila tingkat kepercayaan para siswa sudah meningkat, kita sebagai guru dapat memperlebar jaringan hubungan tidak hanya saat proses pembelajaran saja yang biasanya lebih didominasi komunikasi formal  tetapi dapat juga mulai dirintis hubungan di luar proses pembelajaran. Sempatkan waktu di luar jam pembelajaran untuk para siswa yang ingin berkonsultasi tentang kesulitan belajarnya atau konsultasi masalah pribadinya yang sangat mengganggu konsentrasi belajarnya. Insya Allah, apabila tingkat hubungan guru dengan siswanya sudah sedemikian luwesnya,  siswa akan merasa nyaman pergi sekolah dan siap menerima proses pembelajaran di kelas.   Siswa yang sudah memiliki motivasi intrinsic untuk belajar akan semakin terpacu mengukir prestasi, dan siswa yang awalnya tidak memiliki motivasi intrinsic untuk belajar  lama kelamaan akan merubah sikapnya untuk memulai secara sadar melakukan kegiatan belajar. Dengan kata lain, penerapan building relationships dalam proses pembelajaran sangat besar sekali pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Membangun hubungan yang tepat dapat memotivasi siswa untuk belajar, tetapi sebaliknya kesalahan dalam membangun hubungan dengan siswa akan berakibat fatal terhadap motivasi belajar siswa.   Maka dari itu kemampuan guru untuk membangun hubungan dengan siswa harus sering diasah dan ditingkatkan. 
By : Sri Sudaryanti  10 SMK PGRI 2 CIMAHI 
Kesimpulan  Makna yang tersirat dari pembahasan yang penulis tuangkan dalam tulisan ini  yaitu bahwa  : 1. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila proses kegiatannya berlangsung secara berkesan, nyaman, dan menyenangkan bagi guru utamanya bagi para siswa 2. Pembelajaran yang berkesan, nyaman, dan menyenangkan dapat diupayakan dengan cara membangun hubungan (building relationships) antara guru dengan para siswanya 3. Membangun hubungan antara guru dengan siswa akan berhasil apabila semua pihak memperhatikan seni berkomunikasi dan etika membangun hubungan 4. Hubungan antara guru dan para siswanya yang terjalin dengan jembatan emosional sangat berpengaruh dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk terlibat  dalam proses pembelajaran Dari uraian-uraian di atas, maka dapatlah penulis menyimpulkan rumusan- rumusan masalah yang penulis utarakan pada awal pembahasan  : 1. Rumusan masalah pertama   Pentingkan building relationships (membangun hubungan) antara guru dan siswa   ? Kesimpulannya  :  Building Relationships antara guru dan siswa sangat penting untuk selalu diupayakan dalam proses pembelajaran, karena  sangat bermanfaat untuk melenturkan ikatan keterkaitan emosional antara guru dan siswa 
2. Rumusan masalah kedua Apakah ada pengaruh langsung antara hubungan yang harmonis dengan motivasi belajar siswa  ?  Kesimpulannya  :  Pengaruh langsung  antara hubungan yang harmonis dengan motivasi belajar siswa jelas ada.  Motivasi belajar siswa dapat tumbuh dalam suasana pembelajaran yang nyaman.  Pembelajaran yang nyaman terbentuk karena adanya hubungan yang harmonis  antara guru dan para siswanya.   
By : Sri Sudaryanti  11 SMK PGRI 2 CIMAHI 
Saran Sebagai akhir dari tulisan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan beberapa saran agar upaya membangun hubungan (building relationships) antara guru dan siswa dapat efektif dan efisien   : 1. Jadikanlah Building Relationships sebagai budaya sekolah, sehingga siswa merasa  “Sekolah sebagai rumahnya yang nyaman” 2. Perluaslah jaringan hubungan, tidak hanya dengan para siswa tapi juga dengan para orang tuanya.  Ajaklah mereka untuk ikut mencari solusi terhadap masalah yang ditimbulkan oleh putra-putrinya. 3. Tingkatkan rasa percaya diri para siswa dengan selalu memberikan sugesti positif.  Jangan langsung memvonis siswa dengan ungkapan : “kamu anak bodoh”, “kamu anak pemalas”, “kamu anak nakal”, atau ungkapan-ungkapan lainnya yang intinya meremehkan siswa,  sebelum terlebih dahulu melakukan pendekatan yang dapat menyentuh hati dan emosional mereka. 
By : Sri Sudaryanti  12 SMK PGRI 2 CIMAHI  
Daftar Pustaka Ahmad Arif.  2007. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Artikel, re.searchengines.com 
Anne Ahira.  Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Arikel.  www.anneahira.com 
Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi. Bandung  : Sumur Bandung. 
Sri Sudaryanti. 2006. Menumbuhkan Motivasi Belajar Melalui Metode Pemberian Tugas sebagai upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik.  Penelitian Tindakan Kelas. Karya Tulis. 
Steven Agustinus.  Seni Membangun Hubungan. Artikel. 
Tabrani Rusyan,dkk.   1994.  Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.    
Biodata singkat penulis  : Penulis adalah guru produktif administrasi perkantoran di SMK PGRI 2 Cimahi.